Mewaspadai Penculikan Anak-anak
MENGAPA kembali marak kasus penculikan dan usaha pemerkosaan anak-anak akhir-akhir ini? Sebagai orangtua yang memiliki anak-anak perempuan di bawah umur, saya sering merinding dan ngeri membayangkan apabila itu terjadi pada anak perempuan saya. Tetapi para orangtua yang anaknya laki-laki juga tak kalah merinding dengan kasus sodomi yang sering terjadi pada anak laki-laki. Saya juga sangat prihatin dengan anak-anak yang telah menjadi korban biadab orang yang tidak memiliki hati nurani tersebut.
Memaksa anak-anak untuk diam di rumah dengan pengawasan super ketat rasanya tak mungkin, mereka juga membutuhkan ruang untuk bergerak dan bereksplorasi dengan dunia sekitarnya. Di samping terbatasnya waktu kita untuk mengawasi mereka sepanjang waktu karena kendala bekerja.
Kami ingin bekerja dengan tenang serta bersikap waspada tanpa kekhawatiran yang berlebihan. Tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Apakah ada cara mengajarkan pada anak-anak untuk mencurigai orang-orang yang jahat atau yang bagaimana Bu?
Martin, Denpasar
Banyak ahli perkembangan yang mengatakan bahwasanya, cara yang paling tepat untuk mencegah hal-hal negatif yang bisa saja terjadi pada mereka adalah sejak dini mengajarkan pada anak bagaimana bertanggung jawab atas keselamatan dirinya. Anak-anak perlu tahu dan diberitahu bagaimana orang dewasa dalam bersikap dan menghadapi hal-hal tersebut. Juga, bagaimana seharusnya anak bersikap dalam menghadapi orang dewasa yang tidak dikenal, termasuk orang dewasa anggota keluarga ataupun orang-orang yang dikenal lainnya, yang mencoba untuk menyakiti atau bersikap tidak pantas terhadap mereka.
Sejalan dengan perkembangan segala kemampuannya, anak mulai usia 5-6 tahun akan lebih sering berada sendiri tanpa pengawasan orangtua, misalnya saja pada waktu sekolah. Demikian pula dengan bertambahnya minat sosial dan rasa ingin tahunya, anak pun akan terdorong untuk meluaskan pergaulannya, mungkin dengan menyapa 'oom' atau 'tante' yang ditemuinya. Menunjukkan sikap ramah apalagi kalau dengan iming-iming. ''Jalan-jalan ke supermarket yuk, nanti Tante belikan es krim'' atau ''Mau ikut Oom lihat-lihat? Di sana ada toko mainan yang bagus dengan banyak mainan mobil-mobilan dengan remotenya lo''.
Tip-tip berikut ini dapat diajarkan pada anak, agar mereka belajar bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan tidak mudah terbujuk atau terpedaya oleh kata-kata manis orang yang mencoba menyakitinya.
Definisi 'Orang Asing'
Dengan bahasa yang dimengerti anak, berikan definisi yang jelas tentang orang asing yang membahayakan. Kalau anak ditanya, apa itu orang asing, mungkin jawabannya, ''orang jahat dengan pakaian aneh dan bermuka seram''. Jelaskan bahwa orang asing adalah siapa saja yang tidak dikenal baik oleh anak atau orangtuanya. Anak perlu mengerti ini karena orang-orang yang berbahaya bisa saja tampil ramah, menarik dan rapi seperti kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini.
Biasakan Minta Izin
Tegaskan pada anak bahwa orang asing atau orang yang sudah dikenal sekalipun, tidak dibenarkan mengajak anak pergi tanpa izin orangtua. Ini penting diketahui anak agar ia tidak terbiasa meninggalkan rumah tanpa seizin orangtua atau orang dewasa lain sebagai pengganti orangtuanya.
Berkata 'tidak' dan Melapor
Anak perlu dilatih untuk mengambil jarak dan dengan tegas berkata 'tidak' bila ada orang tidak dikenal minta tolong atau mengajaknya pergi. Ajarkan juga untuk secara pelan-pelan meninggalkan orang tersebut dan melapor pada orangtua, guru atau orang dewasa lainnya. Siapkan kemungkinan situasi lain seperti pusat perbelanjaan, maka perkenalkan anak untuk melapor pada kasir, satpam atau pos polisi. Latih anak memakai telpon umum, menghapalkan nomor telepon rumah atau polisi. Atau kalau memang situasi membahayakan, ajarkan pada anak, bila perlu berteriak dan berlari! Seiring dengan meningkatnya individualisme dalam lingkungan perkotaan, kita sering tidak mengenal tetangga. Tetapi paling tidak kita mengenal beberapa dari mereka terutama tetangga terdekat atau warung-warung sekitar, tunjukkan pada anak, siapa-siapa yang dapat dimintai pertolongan.
Ajari Anak Berani Berteriak
Beritahu anak bila orang asing yang berada di dekatnya tidak mau meninggalkan dan terus menerus membujuknya, ia boleh berteriak. Ajarkan teriakan ''pergi!'', ''tidak!'' atau ''Tolong!''
Bergerombol dan Sebaiknya tidak Pergi Sendiri
Kadangkala anak-anak ingin pergi sendiri, sekadar untuk bermain di rumah teman atau membeli sesuatu di warung. Kalau tidak mungkin untuk melarangnya atau tidak dapat menemaninya, suruhlah anak pergi dengan teman atau saudaranya. Atau kalau pulang sekolah sendiri ajarkan untuk pulang bersama-sama teman-teman searah perjalanannya. Dengan bergerombolnya calon korban, paling tidak membuat pelaku kejahatan akan berpikir dua kali sebelum melakukan aksinya.
Jangan Takut Melapor
Kebanyakan orang dewasa yang melakukan kejahatan terhadap anak akan menekan korbannya agar tidak melapor pada siapapun. Yakinkan anak agar ia memberitahu orangtuanya apapun yang dilakukan orang lain terhadapnya hingga membuatnya sedih dan kesakitan. Beritahu anak bahwa orang dewasa tidak pernah menyuruh menyimpan rahasia. Jika ada orang lain yang menyuruhnya merahasiakan sesuatu atau mengancamnya untuk tidak melapor, itu artinya, justru harus memberitahu orangtua segera.
Jangan Mau Disentuh
Perkosaan dan pelecehan seksual merupakan topik yang sangat sukar dibicarakan dengan anak. Anak perlu tahu bahwa ada juga orang dewasa yang memiliki maksud jahat. Ajarkan bagian-bagian tubuh tertentu yang tidak boleh disentuh orang lain kecuali orangtua terutama ibu atau dokter dan hanya pada waktu dia sakit. Bila ada orang dewasa lainnya yang berusaha menyentuhnya, dia harus berani berkata 'jangan!' dan kemudian melapor pada ibu atau orang dewasa lainnya segera.
Komunikasi Proaktif dan Pengamatan Intensif
Menanyakan kegiatan anak sehari-hari secara santai ataupun kejadian-kejadian hari itu yang dialaminya merupakan upaya preventif dalam mengembangkan komunikasi dengan anak. Karena akan menciptakan rasa aman dalam diri anak dan rasa percaya bahwa orangtua adalah masih satu-satunya tempat perlindungan yang aman baginya. Demikian pula ketelitian sebagai orangtua untuk selalu mengamati perilaku anak sehari-hari dan perubahannya. Kemunduran dan regresi perilaku merupakan sesuatu yang patut dicurigai sebagai deteksi adanya sesuatu yang telah terjadi pada anak, tetapi mereka tidak mampu mengekspresikan dalam bentuk bahasa.
Segera Minta Bantuan
Apabila anak Anda menjadi korban kasus-kasus di atas, jangan ragu-ragu dan malu-malu untuk melaporkannya pada pihak berwajib. Kami yakin cobaan ini sangat berat bagi keluarga, tetapi, keberanian dan kebesaran hati Anda akan membantu aparat agar korban lain tidak berjatuhan. Periksakan kondisi fisik dan kejiwaannya karena kejadian tersebut meninggalkan trauma yang sangat mendalam bagi anak-anak yang mengalaminya. Atau datanglah ke Klinik Tumbuh Kembang RS Sanglah.
Sumber Berita :
Klik ICON INI
untuk meninggalkan Pesan, Kirim Artikel atau Berita anda
0 komentar:
Posting Komentar